Seorang anak muda bertanya kepada gurunya. “Guru mengapa aku selalu tidak berhasil memahami hakikat ilmu yang guru telah berikan kepadaku ?”
Gurunya menjawab, “Karena engkau kurang berusaha.”
“Tapi aku sudah belajar setiap hari, guru. Berusaha memahami apa yang guru ajarkan padaku”
Guru itu tersenyum dan mengajak muridnya ke tepi sungai, berjalan-jalan seraya membicarakan tentang makna kesungguhan murid tersebut dalam belajar. Sang guru mengajak murid itu untuk berhenti sejenak mencuci muka di sungai yang jernih itu. Ketika sang murid sedang berjongkok mencuci muka, sang guru tiba-tiba memegang kepala muridnya dan menekannya ke dalam air. Murid itu terkejut, meronta dan ingin membebaskan diri. Tetapi gurunya tetap menekan dengan kuat hingga membuatnya mulai kesulitan bernafas. Murid itu terus berusaha melawan sekuat tenaga untuk membebaskan dirinya, hingga akhirnya sang guru melepaskan tekanannya.
Dengan napas lega namun terengah-engah murid itu bertanya dengan kebingungan, “apa maksud guru melakukan itu?”
Guru itu menjawab, “Muridku, selama engkau hanya belajar untuk kewajibanmu, bekerja untuk rutinitasmu, maka engkau tidak akan pernah memahami hakekat sebuah ilmu. Lihat tadi, ketika engkau berada dalam keadaan berjuang untuk seluruh hidupmu. Kekuatanmu meningkat, akalmu mencari cara dan engkau berjuang sepenuh hati. Itu yang aku sebut dengan berusaha sungguh-sungguh. Jadi tanyakanlah apakah engkau selama ini belajar dengan sepenuh hatimu atau karena rutinitas? Apakah selama ini engkau bekerja seperti akan mati tanpanya atau hanya sekedar menjalankan kewajiban ? Kalau engkau temukan jawabannya, aku tidak perlu lagi mengajari engkau apa-apa”.
*di tengah persiapan IMO, tutorial dan tugas-tugas lain, saat mata terasa berat dan perasaan mulai menguasai akal,
19 mei 2012, 00.34
0 komentar:
Posting Komentar